Kamis, 15 Desember 2011

tugas belajar dan pembelajaran


KATA PENGANTAR

            Bismillahirrahmanirrahim, Asslamualaikum, Wr. Wb. Alhamdulilah dan puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Tugas ini berjudul “bahasa Sebagai Sistem Kognitif”
            Terselesaikannya tugas ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak yang telah ikhlas dalam memberikan dorongan dan bantuan serta bimbingan kepada kami sehingga pada kesempatan kali ini kami selaku penulis ingin menyampaikan ras terimakasih kepada:
1.   Prof. Dr. H. Samion AR, M.Pd slaku ketua STKIP PGRI PONTIANAK.
2.   Dr. H. Achmadi, MM selaku ketua prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia.
3.   Bapak Abang Kusnadi, S.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Belajaar dan Pembelajaran.
4.   Serta teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah kami ini.
            Dalam menyelesaikan makalah kami ini, kami berusaha untuk menyempurnakannya. Namun, kami menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu yang kami miliki. Dan perlu kita kita ketahui bahwa tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kritik dan saran bersifat konstruktif yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan makalh ini sangat kami harapkan.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak-pihak yang membutuhkan. Terima kasih



                                                                                                Pontianak, 03 November 2010



                                                                                                            Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pencapaian tujuan belajar merupakan muara dari seluruh aktivitas pembelajaran.Agar tujuan belajar dapat tercapai sebagaimana diharapkan,maka guru hendaknya memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi atau menentukan ketercapaian tujuan belajar sehingga semua potensi yang ada dapat didayakan secara optimal untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan guru adalah berkenaan dengan prinsip-0prinsip belajar dan asas-asa pembelajaran.Pemahaman dan keterampilan menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asa pembelajaran akan membantu guru untuk mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat,sesuai dengan karakteristik siaswa dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Memperhatikan pentingnya hal ini  maka pada bagian ini anda akan di ajak untuk membahas secara mendalam prinsip-prinsip belajar dan asa pembelajaran,dengan menitikberatkan pembahasan pada pengertian prinsip-prinsip belajar,implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran dan penerapan asas-asa pembelajaran.
B.     Masalah
C.    Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam proses pembelajaran,guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal.
Prinsip belajar belajar menunjuk kepada hal-hal  penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.Bagi Guru,kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran.Sementara bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
A. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran

1.   Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang dapat memilki kerterkaitan yang sngat erat.Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi.Sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anakl memiliki motivasi yang kuat  belajar.Hamalik(2001) mengemukan bahwa motipasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan  timbulnya efektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan ). Perubahan energi di dalam diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan.
Motipasi terikat erat dengan kebutuhan. Semangkin besar kebutuhanseseorang akan sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semangkin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuahn yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapai dengan sekuat tenaga.  Hayan dengan motivasilah nanak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain (Djamarah (2006:148).
Motivasi dapat bersifat intrenal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli yang lain menyebut motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi eksternal melalaui proses belajara dan intrinsik indivudu dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivas intrinsik pada seseorang disebut “tranformasi motif”.
(damiati dan mudjiono,1994:41).
Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilaman guru memaham eberapa aspek yang berkenana dengan dorongan pisikologis sebagai individu  dalam diri sisiwa sebagai berikut;
§  Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek-aspek biologis, sosial yang ia miliki.
§  Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapi dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha.
§  Motivasi  dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
§  Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cendrungn meningkatkan motivasi belajar.
§  Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
§  Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusian bepengaruh terhadap motivasi dan prilaku.
§  Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,memang ada bahayanya bola anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena memang ingin belajar.
§  Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi.
§  Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan.
§  Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.

Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berhusaha:
·         Merancang atau menyampaikan bahan ajaran yang menarik
·         Mengkondisikan proses belajar aktif
·         Menggunakan metode dan teknik pembeljaran yang menyenangkan
·         Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tetekan dsb).
·         Menyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai sesuatu prestasi
·         Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa
·         Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya
dengan kehidupan nyata sehari-hari.

2.   Prinsip Transfer dan Retensi
Bekenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip yaitu;
a.       Tujuan belajar dan daya ingat dapat munguatkan retensi.
b.      Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.
c.       Retensi seseorang di pengaruhi oleh kondisi pisik dan fisik diman proses belajar itu terjadi.
d.      Latihan yang berbagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih baik.
e.       Penelaahan bahan-bahan faktual, keterampialn dan konsep dapat meningkatkan retensi.
f.       Prroses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
g.      Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu.
h.      Pengetahuan tenetng konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil denagn cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dengan memberikan ilustrasi unsur-unsur yang sempurna.
i.        Tranfer hasil belajar dalam situasi baru lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas d an dalam situasi yang agak sama dapat diciptakan.
j.        Tahap teakhir proses seyogyanya memuaskan usahan untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan tranfer.

3.   Prinsip Keaktifan
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami,
Disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapakan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar.keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual , emeosional dan fisik juga dibutuhkan.
Menurut  teori belajar kognitif , belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mnwgolah informasi yang kita terima, tidak sekedar penyampaiannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Implikasi prinsip keaktifan atau aktifitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah :
a.       Member kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreatifitas dalam proses belajarnya.
b.      Member kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimem.
c.       Member tugas individual dan kelompok melalui control guru.
d.      Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan dijukan.
e.       Menggunakan multi metode dan multi media didalam pembelajaran.

4.   Prinsip Keterlibatan lansung
Keterlibatan lansung siswa didalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanyasekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tertapi terlibat langsung didalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu.
Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsun. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan didalam krcut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
5.   Prinsip Pengulangan
Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap prinsip belajar pengulangan ini adalah teori psikologi daya. Berdasarkan teori ini, belajarf adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berfikir, mengingat, mengamati, menghapal, menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan maka daa-daya tersebut semakin berkembang. Sebaliknya semakin kurang pemberian latihan, maka daya-daya tersebut semakin lambat perkembangannya.
Disamping teori psikologi daya, prinsip pengulangan ini juga didasari oleh teori psikologi asosiasi atau connecsianisme yang dipelopori oleh Thorndike dengan salah satu hokum belajarnya “Low af exercise”, yang mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons.
Stephen R. Covey, pengarang buku the 7 Habits of Effective people, mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoretis, apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bias menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai tiga hal tersebut.
Implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah ;
a)      Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan;
b)      Merancang kegiatan pengulangan;
c)      Mengembangkan soal-soal latihan;
d)     Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang bervariasi.

6.   Prinsip Tantangan
Bilamana anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka dia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu :
1.      Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan eksperimen;
2.      Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
3.      Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran;
4.      Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
5.      Membimbing siswa menemukan fakta, konsep. Prinsip dan generalisasi;
6.      Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.

7.   Prinsip Balikan dan Penguatan

Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari tepori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut hokum belajar ini, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatklan hasil yang baik.

Sumantri dan permana ( 1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu :
a.       Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
b.      Merangsang peserta didik berpikir lebih baik
c.       Menimbulkan perhatian peserta didik
d.      Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
e.       Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar kearah prilaku yang mendukung belajar.
Terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat di lakukan guru:
1.      Penguatan verbal
2.      Penguatan gestural
3.      Penguatan dengan cara mendekati
4.      Penguatan dengan cara sentuhan
5.      Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan
6.      Penguatan berupa tanda atau benda


8.   Prinsip Perbedaan Individual
 Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode dan teknik-teknik evaluasi yang akan di pergunakan, maka guru terlebih dahulu di tuntut untuk memahami karakteristik siswa dengan baik. Hal ini di karenakan dari hasil sejumlah riset menunjukan bahwa keberagaman factor, seperti sikap siswa, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran merupakan komponen  yang memberikan dampak sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari (Killen, 1998: 5).
Dalam pandangan Deporter & Hemacki ( 2001: 117 ) terdapat tiga karakteristik atau modalitas siswa yang perlu di ketahui oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu :
a.       Orang-orang yang visual
b.      Orang-orang  yang auditorial
c.       Orang-orang yang kinestetik

9.   Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut ini sangat pentig di perhatikan dalam pembelajaran kognitif;
a.       Perhatian harus di pusatkan  pada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses belajar kognitif terjadi.
b.      Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis peredaan individual yang ada.
c.       Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca, kecakapa dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
d.      Pengalaman belajar harus di organisasikan ke dalam satuan-satuan atau unit-unit yang sesuai
e.       Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep amatlah penting. Prilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat di perlukan untuk untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna
f.       Dalam pemecahan masalah, para siswa harus di bantu untuk mendefinisikan dan membatasi ruang lingkup masalah, menemukan infolrmasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan tumbuhnya kemampuan berpikr yang multy dimensional.

10.     Prinsip belajar afektif
Pembelajaran afektif dapat di laksanakan dengan baik dalam upaya mencapai hasil belajar yang di harapkan bilamana guru memperhatikan beberapa hal berikut ini ;
a.       Sikap dan nilai tidak hanya di peroleh dari proses pembelajaran langsung, akan tetapi sering di peroleh melalaui proses identifikasi dari orang lain
b.      Siakap lebih mudah di bentuk karena pengalaman yang menyenangkan
c.       Nilai-nilai yang ada pada diri individu di pengaruhi oleh standar prilaku kelompok
d.      Bagaimana siswa menyesuaikan diri dan member reaksi terhadap situasi akan member dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif
e.       Dalam banyak kesempatan nilai-nilai penting yang di peroleh pada masa kanak-kanak akan tetap melekat sepanjang hayat
f.       Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat
g.      Model interaksi guru dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran di kelas, dapat memberika kontribusi  bagi tumbuhnya sikap postif di kalangan siswa
h.      Para siswa dapat di bantu agar lebih matang dengan cara memberikan dorongan  mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan serta emosi.

11.     Prinsip Belajar Psikomotorik
Terdapat beberapa hal penting yang perlu di ketahuai guru berkenaan dengan pembelajaran psikomotorik;
a.       Perkembangan psikomotorik anak , sebagian berlangsung secara beraturan dan sebagian di antaranya tidak beraturan
b.      Di dalam tugas suatu kelompok akan menujukan variasi kemampuan dasar psikomotorik
c.       Struktur ragawi dan system saraf individu membantu menentukan taraf penampilan psikomotorik
d.      Melalui aktifitas bermain dan aktifitas informal lainnya para siswa aka memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik
e.       Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk memadkan dan memperluas gerakan motorik akan lebih dapat  di perkuat
f.       Factor-faktor lingkungan memberikan penagaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotor individu
g.      Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat menambah efesiensi belajar psikomotorik
h.      Latihan yang cukup yang di berikan dalamr rentang waktu tertentu dapat memperkuat proses belajar psikomotorik
i.        Tugas-tugas psikomotorik yang terlalu sukar bagi siswa dapat menimbulkan keputusan dan kelelahan yang lebih cepat       


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Beberapa prinsip belajar yang dapat di jadikan pegangan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan di yakini memberikan pengaruh bagi pencapaian hasil belajar dia antaranya adalah (1) Prinsip perhatian dan motivasi, (2) Prinsip transfer dan retensi,  (3)  Prinsip keaktifan,  (4)  Prinsip keterlibatan langsung,  (5) Prinsip pengulangan,  (6) Prinsip tantangan,  (7) Prinsip balikan dan penguatan,  (8) Prinsip perbedaan individual.  Di samping prinsip belajar yang berlaku umum tersebut, beberapa ahli juga memberikan penekanan tentang perlunya kekhususan prinsip  belajar pada masing-masing ranah pembelajaran, yang di jabarkan dalam tiga prinsip belajar afektif, dan dan prinsip belajar psikomotorik

B.     Saran
Dari pembahasan di atas kami menyarankan agar lebik efektif kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar terlebih dahulu. Karena dengan mengetahi prinsip-prinsip belajar kita bisa tahu seberpa besar potensi yang ada di dalam diri anak didik kita dan membantu mereka untuk mengembangkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar