Kamis, 15 Desember 2011

tugas Strategi Belajar Mengajar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Keterampilan Mengelola Kelas yaitu keterampilan guru dalam menciptakan suasana belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar yang kondusif bila ada gangguan.
Pada dasarnya belajar-mengajar tergantung pula pada kelas, manakala suasana kelas yang tidak teratur maka akan sedikit menggangu proses terjadinya pembelajaran, dapat dibayangkan saja apabila suasana kelas yang tidak kondusif; suasana kelas yang kotor yang tidak adanya kesadaran dari masing-masing pihak maka dapat menggangu pembelajaran dikelas. Proses belajar siswa yang optimal dapat terganggu oleh faktor internal dan eksternal siswa yang tidak menunjang, oleh karena itu guru harus mengelola kelas agar siswa dapat belajar secara optimal.

B.     MASALAH
Bagaimanakah keterampilan mengelola kelas itu sendiri ?

C.    TUJUAN PENULISAN
Besar harapan penulis, penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan mahasiswa pada umumnya. Serta menjadi sumbangsi yang mampu memberikan kontribusi yang kompetitif terutama dalam mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar”.


BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A.    PENGERTIAN
Keterampilan mengelola kelas sama dengan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal bila ada gangguan.
B.     RASIONAL
1.      Tugas utama guru membelajarkan siswa.
2.      Belajar berkaitan dengan motivasi belajar, minat belajar, kemauan belajar, kemampuan belajar dan lain-lain.
3.      Belajar juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kelas, sarana pengajaran atau pembelajaran, dan lain-lain.
4.      Proses belajar siswa yang optimal dapat tergangguoleh faktor internal dan atau faktor eksternal siswa yang tidak menunjang.
5.      Oleh karena itu, guru harus mempu mengelola kelas agar siswa dapat belajar secara optimal.

C.    PENGGUNAAN DALAM KELAS
1.      Tujuan penggunaan
a.       Untuk siswa
1)      Mendorong siswa mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab mengendalikan perilaku belajar dalam kelas.
2)      Membantu siswa berprilaku sesuai dengan tata tertib kelas/sekolah, dan menyadari bahwa peringatan dan teguran guru  bukan kemarahan.
3)      Menghembangkan rasa berkewajiban siswa melaksanakan tugas-tugas belajar dan berprilaku wajar.
b.      Untuk guru
1)      Mengembangkan pengertian dan keterampilan guru membelajarkan siswa dengan langkah yang tepat.
2)      Memiliki kesadaran akan kebutuhan belajar siswa dan mengembangkan kemampuannya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
3)      Merespon secara efektif terhadp tingkah laku siswa yang mengganggu belajarnya, dan menguasai seperangkat strategi yang dapat digunakan untuk menanggulangi gangguan tersebut.
2.      Prinsip Penggunaan
a.       Hangat dan antusias melaksanakan tugas pembelajaran
b.      Menyajikan meteri dengan bahan dan cara yang menantang akan menarik perhatian dan minat siswa.
c.       Bervariasi dalam menggunakan media,gaya dan interaksi belajar-belajar dapat menanggulangi kejenuhan dan kebosanan.
d.      dLuwes (fleksibel) dalam merubah strategi pengajaran dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan mengajar yang lain.
e.       Meenekankan pada hal-hal yang positif dengan cara :
1)      Memuji, menghargai, atau tekanan lainnya terhaadap tingkah laku  siswa yang positif
2)      Memberi penguatan terhadap perilaku siswa yang positif.
3)      Menyadari akan kemungkinan terjadinya kesalahan.
f.       Mengembangkan self-disiplin siswa melalui self-disiplin guru.

D.    KOMPONEN KETERAMPILAN
1.      Penciptaan dan pemeliharaan  kondisi belajar yang optimal (preventif)
a.       Menunjukan sikap tanggap dengan cara ;
1)      Memandang secara seksama
2)      Gerak mendekati siswa secara wajar
3)      Memberikan pernyataan bahwa guru siap mulei kegiatan dan merespon siswa
4)      Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketidak acuhan siswa (teguran)
b.      Membagi perhatian dengan cara
1)      Visual, memandang kesemua bagian kelas.
2)      Verbal, memberi komentar kepada semua balikan dari siswa.
Kedua cara menunjukan bahwa guru menguasai kelas.
c.       Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugasnya dengan cara :
1)      Menyiagakan atau memusatkan perhatian siswa terhadap siswa dengan cara yang mempersonakan.
2)      Menuntut tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugasnya.
d.      Memberikan petunjuk-petunjuk yang yang jelas dan singkat tentang apek pelajaran ataupuntugas yang diberikan kepada siswa.
e.       Menegur secara efektif dengan cara :
1)      Jelas dan tegas kepada siswa yang mengganggu dan perilaku yang harus dihentikan.
2)      Menghindari cara kasar, menyakitkan atau  penghinaan
3)      Menghindari ejekan yang berlebih-lebihan atau berkepanjangan.
f.       Memberi penguatan terhadap tingkah laku siswa yang :
1)      Positif agar terulang lagi
2)      Negative agar di tinggalkan
2.      Pengembalian kondisi belajar yang optimal (kuratif)
a.       Memodifikasi tingkah laku dengan proses 5 langkah berikut :
1)      Merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan
2)      Memilih norma atau tolak ukur yang realistic terhadap tingkah laku yang akan menjadi tujuan program remedial.
3)      Guru bekerja sama dengan rekan, orang tua, konelor untuk mengorganisasi pengamatan dan pengukuran perubahan tingkah laku.
4)      Guru memilih tingkah laku yang akan diubah
5)      Guru harus punya cara yang luas (komperhensif) untuk mengubah tingkah lahu :
Ø  Meningkatkan tingkah laku yang diinginkan
Ø  Mengajar tingkah laku yang baru
Ø  Menghilangkan tingkah laku yang tidak di inginkan
b.      Pengelolaan kelompok
1)      Memperlancar tugas dengan :
Ø  Mengusahakan terjadinya kerjasama dan kesatuan dalam tugas
Ø  Menetapkan standar dan mengkoordinir prosedur kerja
Ø  Memperbaiki kondisi dengan pemecaha masalah melalui diskusi, analisis, serta saran-saran siswa
Ø  Memodifikasi kondisi yang lebih menyenangkan
2)      Memelihara kegiatan kelompok
Ø  Memelihara dan memulihkan semangat siswa
Ø  Menengani konflik
Ø  Meminimalkan masalah pengelolaan

E.     HAL-HAL YANG HARUS DI HINDARI
1.      Campur tangan yang berlebihan
2.      Kelenyapan, artinya guru tidak meneruskan atau menghentikan penjelasannya
3.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
4.      Penyimpangan
5.      Bertele-tele
6.      Pengulangan  penjelasan yang tidak perlu.


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Keterampilan mengelola kelas sama dengan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal bila ada gangguan. Artinya dalam keterampilan mengelola kelas ini guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman

tugas PKLH


FAKTOR IBU
Faktor ibu meliputi umur, paritas dan jarak kelahiran. Masing-masing faktor tersebut mempunyai pengauh terhadap hasil kehamilan dan kelangsungan hidup bayi. Selain itu, dimungkinkan juga terdapat sinergisme diantara variabel-variabel faktor ibu, misalnya jarak kelahiran yang dekat ditambah dengan umur ibu yang muda.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkunga berkaitan dengan penularan penyakit kepada anak (dan ibu). Empat kategori yang menggambarkan jalur-jalur utama penularan penyakit ke sekelompok besar pendudduk meliputi:
a)      Udara yang merupakan jalur penyebarluasan penyakit pernapasan dan banyak penyakit lainnya yang ditularkan melalui kontak.
b)      Makanan , air, dan jari yang merupakan jalur utama penyebarluasan diare dan penyakit usus lainnya.
c)      Kulit, tanah, dan benda mati yang meerupakan jalur infeksi kulit.
d)     Serangga pembawa penyakit yang menularkan penyakit parasit dan virus.
Daalam studi lapangan, tingkat pencemaran lingkungan yang mencerminkan berbagai jalur penularan penyakit bisa diukur secara langsung dengan pemeriksaan mikrobiologi yang memiliki sampel udara, air, makanan, pembersihan kulit atau serangga pembawa penyakit.
Tingkat kerawanan terhadap serangan penyakit dapat juga diperkirakan dan diketahui derajatnya dengan menggunakan serangkaian indeks fisik sederhana, yang diketahui sengat erat kaitannya dengan tingkat pencemaran biologis suatu lingkungan. Misalnya:
a)      Pencemaran udara dan resiko terkena infeksi pernapasan karena sentuhan dapat diketahui dari intensitas kepadatan rumah tangga.
b)      Pencemaran air dapat diukur dari sumber persediaan air
c)      Pencemaran makanan rumah tangga dapat diukur dari praktik-praktik mencuci, memasak dan menyimpan bahan makanan
d)     Pencemaran tinja yang dapat diukur daria adanya kakus atau WC, atau pemakaian sabun dan air.
Penggunaan lebih dari datu ukuran dapat digunakan untuk memperoleh suatu indeks gabungan apabila memang sesuai. Namun apabila hal ini dilakukan, harus juga diperhatikan untuk memperlakukan masing-masing ukuran sebagai faktor yang terpisah, khususnya dalam model multivariat karena interpretasi hasil penelitian akan dikacaukan oleh multikolinearitas.
KEKURANGAN GIZI
Kekurangan giza berhubungan dengan kalori, protein dan gizi mikro. Kelangsungan anak tidak hanya dipengaruhi oleh tersedianya gizi bagi anak melainkan juga bagi ibu. Gizi dan diet ibu selama hamil mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan, dan selama masa menyusui mempengaruhi jumlah dan kualitas gizi susu ibu.
Peesediaan gizi untuk bayi dapat diukur secara langung dengan menimbang berat semua makanan sebelum dimakan, serta dianalisis biokimia dengan mengambil sampel makanan. Pengukuran yang kurang cermat dapat diperoleh dengan mengamati apa yang dimakan, atau dengan cara mengingat riwayat diet. Pengukuran-pengukuran yang lebih kasar ini dapat berguna khususnya dalam mengukur tingkat relative gizi yang dikonsumsi. Kekurangan gizi tertentu dalam makanan dapat juga diukur dengan ukuran-ukuran badan atau biokimia.
LUKA
Luka disini meliputi luka fisik, luka bakar, dan keracunan. Meskipun luka kecelakaan sering dianggap sebagai kejadian  kebetulan, namun tingkat dan polanya pada suatu kelompok dapat mencerminkan resiko lingkungan yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks lijngkungan dan social ekonominya. Luka dapat juga ditimbulkan secara sengaja, contoh yang paling nyata adalah pembunuhan bayi.
Kategori variabel ini diukur dengan timbulnya luka-luka baru atau penyebaran kumulatif luka yang berhubungan dengan ketidakmampuan (disability), misalnya luka bakar yang sangat parah.
PENGENDALIAN PENYAKIT PERORANGAN
Salah satu komponen dalam pengendalian penyakit perorangan adalah tindakan prevektif yang diambil oleh orang sehat untuk mencegah penyakit. Hal ini meliputi tingkah laku tradisional seperti mengikuti hal-hal tabu dalam masyarakat, dan praktik-praktik modern seperti imunisasi atau pencegahan penyakit malaria dan perawatan antenatal. Variabel ini biasanya diukur dengan pemakaian pelayanan preventif yang dilaporkan seeperti imunisasi, pencegahan malaria, atau perawatan antenatal.
Komponen kedua dalam kategori ini adalah perawatan dokter, yang berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengobati penyakitsetelah timbulnya penyakit.
Berbagai prosedur dapat digunakan untuk mengukur dan membuat skala variabel antara dari kelangsungan hidup anak. Prosedur tersebut dapat dimulai dari analisis biologis yang canggih mengenai lingkungan dan contoh-contoh bahan makanan, pemeriksaan medis individu, pengamatan visual mengenai lingkunAgan, sampai hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

tugas belajar dan pembelajaran


KATA PENGANTAR

            Bismillahirrahmanirrahim, Asslamualaikum, Wr. Wb. Alhamdulilah dan puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Tugas ini berjudul “bahasa Sebagai Sistem Kognitif”
            Terselesaikannya tugas ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak yang telah ikhlas dalam memberikan dorongan dan bantuan serta bimbingan kepada kami sehingga pada kesempatan kali ini kami selaku penulis ingin menyampaikan ras terimakasih kepada:
1.   Prof. Dr. H. Samion AR, M.Pd slaku ketua STKIP PGRI PONTIANAK.
2.   Dr. H. Achmadi, MM selaku ketua prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia.
3.   Bapak Abang Kusnadi, S.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Belajaar dan Pembelajaran.
4.   Serta teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah kami ini.
            Dalam menyelesaikan makalah kami ini, kami berusaha untuk menyempurnakannya. Namun, kami menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu yang kami miliki. Dan perlu kita kita ketahui bahwa tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kritik dan saran bersifat konstruktif yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan makalh ini sangat kami harapkan.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak-pihak yang membutuhkan. Terima kasih



                                                                                                Pontianak, 03 November 2010



                                                                                                            Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pencapaian tujuan belajar merupakan muara dari seluruh aktivitas pembelajaran.Agar tujuan belajar dapat tercapai sebagaimana diharapkan,maka guru hendaknya memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi atau menentukan ketercapaian tujuan belajar sehingga semua potensi yang ada dapat didayakan secara optimal untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan guru adalah berkenaan dengan prinsip-0prinsip belajar dan asas-asa pembelajaran.Pemahaman dan keterampilan menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asa pembelajaran akan membantu guru untuk mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat,sesuai dengan karakteristik siaswa dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Memperhatikan pentingnya hal ini  maka pada bagian ini anda akan di ajak untuk membahas secara mendalam prinsip-prinsip belajar dan asa pembelajaran,dengan menitikberatkan pembahasan pada pengertian prinsip-prinsip belajar,implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran dan penerapan asas-asa pembelajaran.
B.     Masalah
C.    Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam proses pembelajaran,guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal.
Prinsip belajar belajar menunjuk kepada hal-hal  penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.Bagi Guru,kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran.Sementara bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
A. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran

1.   Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang dapat memilki kerterkaitan yang sngat erat.Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi.Sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anakl memiliki motivasi yang kuat  belajar.Hamalik(2001) mengemukan bahwa motipasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan  timbulnya efektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan ). Perubahan energi di dalam diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan.
Motipasi terikat erat dengan kebutuhan. Semangkin besar kebutuhanseseorang akan sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semangkin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuahn yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapai dengan sekuat tenaga.  Hayan dengan motivasilah nanak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain (Djamarah (2006:148).
Motivasi dapat bersifat intrenal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli yang lain menyebut motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi eksternal melalaui proses belajara dan intrinsik indivudu dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivas intrinsik pada seseorang disebut “tranformasi motif”.
(damiati dan mudjiono,1994:41).
Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilaman guru memaham eberapa aspek yang berkenana dengan dorongan pisikologis sebagai individu  dalam diri sisiwa sebagai berikut;
§  Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek-aspek biologis, sosial yang ia miliki.
§  Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapi dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha.
§  Motivasi  dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
§  Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cendrungn meningkatkan motivasi belajar.
§  Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
§  Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusian bepengaruh terhadap motivasi dan prilaku.
§  Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,memang ada bahayanya bola anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena memang ingin belajar.
§  Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi.
§  Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan.
§  Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.

Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berhusaha:
·         Merancang atau menyampaikan bahan ajaran yang menarik
·         Mengkondisikan proses belajar aktif
·         Menggunakan metode dan teknik pembeljaran yang menyenangkan
·         Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tetekan dsb).
·         Menyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai sesuatu prestasi
·         Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa
·         Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya
dengan kehidupan nyata sehari-hari.

2.   Prinsip Transfer dan Retensi
Bekenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip yaitu;
a.       Tujuan belajar dan daya ingat dapat munguatkan retensi.
b.      Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.
c.       Retensi seseorang di pengaruhi oleh kondisi pisik dan fisik diman proses belajar itu terjadi.
d.      Latihan yang berbagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih baik.
e.       Penelaahan bahan-bahan faktual, keterampialn dan konsep dapat meningkatkan retensi.
f.       Prroses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
g.      Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu.
h.      Pengetahuan tenetng konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil denagn cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dengan memberikan ilustrasi unsur-unsur yang sempurna.
i.        Tranfer hasil belajar dalam situasi baru lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas d an dalam situasi yang agak sama dapat diciptakan.
j.        Tahap teakhir proses seyogyanya memuaskan usahan untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan tranfer.

3.   Prinsip Keaktifan
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami,
Disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapakan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar.keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual , emeosional dan fisik juga dibutuhkan.
Menurut  teori belajar kognitif , belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mnwgolah informasi yang kita terima, tidak sekedar penyampaiannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Implikasi prinsip keaktifan atau aktifitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah :
a.       Member kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreatifitas dalam proses belajarnya.
b.      Member kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimem.
c.       Member tugas individual dan kelompok melalui control guru.
d.      Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan dijukan.
e.       Menggunakan multi metode dan multi media didalam pembelajaran.

4.   Prinsip Keterlibatan lansung
Keterlibatan lansung siswa didalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanyasekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tertapi terlibat langsung didalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu.
Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsun. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan didalam krcut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
5.   Prinsip Pengulangan
Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap prinsip belajar pengulangan ini adalah teori psikologi daya. Berdasarkan teori ini, belajarf adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berfikir, mengingat, mengamati, menghapal, menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan maka daa-daya tersebut semakin berkembang. Sebaliknya semakin kurang pemberian latihan, maka daya-daya tersebut semakin lambat perkembangannya.
Disamping teori psikologi daya, prinsip pengulangan ini juga didasari oleh teori psikologi asosiasi atau connecsianisme yang dipelopori oleh Thorndike dengan salah satu hokum belajarnya “Low af exercise”, yang mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons.
Stephen R. Covey, pengarang buku the 7 Habits of Effective people, mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoretis, apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bias menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai tiga hal tersebut.
Implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah ;
a)      Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan;
b)      Merancang kegiatan pengulangan;
c)      Mengembangkan soal-soal latihan;
d)     Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang bervariasi.

6.   Prinsip Tantangan
Bilamana anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka dia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu :
1.      Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan eksperimen;
2.      Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
3.      Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran;
4.      Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
5.      Membimbing siswa menemukan fakta, konsep. Prinsip dan generalisasi;
6.      Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.

7.   Prinsip Balikan dan Penguatan

Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari tepori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut hokum belajar ini, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatklan hasil yang baik.

Sumantri dan permana ( 1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu :
a.       Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
b.      Merangsang peserta didik berpikir lebih baik
c.       Menimbulkan perhatian peserta didik
d.      Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
e.       Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar kearah prilaku yang mendukung belajar.
Terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat di lakukan guru:
1.      Penguatan verbal
2.      Penguatan gestural
3.      Penguatan dengan cara mendekati
4.      Penguatan dengan cara sentuhan
5.      Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan
6.      Penguatan berupa tanda atau benda


8.   Prinsip Perbedaan Individual
 Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode dan teknik-teknik evaluasi yang akan di pergunakan, maka guru terlebih dahulu di tuntut untuk memahami karakteristik siswa dengan baik. Hal ini di karenakan dari hasil sejumlah riset menunjukan bahwa keberagaman factor, seperti sikap siswa, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran merupakan komponen  yang memberikan dampak sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari (Killen, 1998: 5).
Dalam pandangan Deporter & Hemacki ( 2001: 117 ) terdapat tiga karakteristik atau modalitas siswa yang perlu di ketahui oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu :
a.       Orang-orang yang visual
b.      Orang-orang  yang auditorial
c.       Orang-orang yang kinestetik

9.   Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut ini sangat pentig di perhatikan dalam pembelajaran kognitif;
a.       Perhatian harus di pusatkan  pada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses belajar kognitif terjadi.
b.      Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis peredaan individual yang ada.
c.       Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca, kecakapa dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
d.      Pengalaman belajar harus di organisasikan ke dalam satuan-satuan atau unit-unit yang sesuai
e.       Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep amatlah penting. Prilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat di perlukan untuk untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna
f.       Dalam pemecahan masalah, para siswa harus di bantu untuk mendefinisikan dan membatasi ruang lingkup masalah, menemukan infolrmasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan tumbuhnya kemampuan berpikr yang multy dimensional.

10.     Prinsip belajar afektif
Pembelajaran afektif dapat di laksanakan dengan baik dalam upaya mencapai hasil belajar yang di harapkan bilamana guru memperhatikan beberapa hal berikut ini ;
a.       Sikap dan nilai tidak hanya di peroleh dari proses pembelajaran langsung, akan tetapi sering di peroleh melalaui proses identifikasi dari orang lain
b.      Siakap lebih mudah di bentuk karena pengalaman yang menyenangkan
c.       Nilai-nilai yang ada pada diri individu di pengaruhi oleh standar prilaku kelompok
d.      Bagaimana siswa menyesuaikan diri dan member reaksi terhadap situasi akan member dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif
e.       Dalam banyak kesempatan nilai-nilai penting yang di peroleh pada masa kanak-kanak akan tetap melekat sepanjang hayat
f.       Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat
g.      Model interaksi guru dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran di kelas, dapat memberika kontribusi  bagi tumbuhnya sikap postif di kalangan siswa
h.      Para siswa dapat di bantu agar lebih matang dengan cara memberikan dorongan  mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan serta emosi.

11.     Prinsip Belajar Psikomotorik
Terdapat beberapa hal penting yang perlu di ketahuai guru berkenaan dengan pembelajaran psikomotorik;
a.       Perkembangan psikomotorik anak , sebagian berlangsung secara beraturan dan sebagian di antaranya tidak beraturan
b.      Di dalam tugas suatu kelompok akan menujukan variasi kemampuan dasar psikomotorik
c.       Struktur ragawi dan system saraf individu membantu menentukan taraf penampilan psikomotorik
d.      Melalui aktifitas bermain dan aktifitas informal lainnya para siswa aka memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik
e.       Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk memadkan dan memperluas gerakan motorik akan lebih dapat  di perkuat
f.       Factor-faktor lingkungan memberikan penagaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotor individu
g.      Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat menambah efesiensi belajar psikomotorik
h.      Latihan yang cukup yang di berikan dalamr rentang waktu tertentu dapat memperkuat proses belajar psikomotorik
i.        Tugas-tugas psikomotorik yang terlalu sukar bagi siswa dapat menimbulkan keputusan dan kelelahan yang lebih cepat       


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Beberapa prinsip belajar yang dapat di jadikan pegangan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan di yakini memberikan pengaruh bagi pencapaian hasil belajar dia antaranya adalah (1) Prinsip perhatian dan motivasi, (2) Prinsip transfer dan retensi,  (3)  Prinsip keaktifan,  (4)  Prinsip keterlibatan langsung,  (5) Prinsip pengulangan,  (6) Prinsip tantangan,  (7) Prinsip balikan dan penguatan,  (8) Prinsip perbedaan individual.  Di samping prinsip belajar yang berlaku umum tersebut, beberapa ahli juga memberikan penekanan tentang perlunya kekhususan prinsip  belajar pada masing-masing ranah pembelajaran, yang di jabarkan dalam tiga prinsip belajar afektif, dan dan prinsip belajar psikomotorik

B.     Saran
Dari pembahasan di atas kami menyarankan agar lebik efektif kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar terlebih dahulu. Karena dengan mengetahi prinsip-prinsip belajar kita bisa tahu seberpa besar potensi yang ada di dalam diri anak didik kita dan membantu mereka untuk mengembangkannya.